Posts filed under ‘Pemikiran’
Liberalisasi Islam di Indonesia
Oleh: Adian Husaini, MA•
Diambil (maaf) dari blog M. Hasbi (http://mhasbi.blogspot.com/2007_09_01_archive.html)
1. Pendahuluan
Liberalisasi Islam di Indonesia, secara sistematis di mulai pada awa tahun 1970-an. Pada 3 Januari 1970, Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia(HMI), Nurcholish Madjid, secara resmi menggulirkan perlunya dilakukan sekularisasi Islam. Sejak itu, peristiwa-peristiwa tragis susul-menyusul dan berlangsung secara liar, sulit dikendalikan lagi, hingga kini. Dengan mengadopsi gagasan Harvey Cox –melalui bukunya The Secular City – Nurcholish Madjid membuka pintu masuk arus sekularisasi dan liberalisasi dalam Islam, menyusul kasus serupa dalam tradisi Yahudi dan Kristen.
Teori Darwin dan Biologi Modern
Teori evolusi Darwin walaupun tidak seluruhnya tepat, diakui sebagai landasan bagi ilmu biologi modern.
Tidak ada ilmuwan yang karyanya masih diperdebatkan dengan panas hingga saat ini, seperti Charles Darwin. Bukunya “The Origin of Species“yang merupakan hasil pengamatannya terhadap alam dan keragaman hayati, merupakan landasan terpenting ilmu biologi khususnya evolusi. Darwin yang mempublikasikan bukunya 150 tahun lalu ketika ia berusia 50 tahun, ketika itu memang tidak sendirian dalam mengembangkan teori evolusinya. Secara terpisah ada beberapa ilmuwan lain yang memiliki gagasan serupa. Namun teori Darwin merupakan landasan dari hampir semua teori evolusi modern. Juga untuk teknik rekayasa genetika, penelitian sel induk atau riset kloning. Namun banyak pihak terutama dari kalangan gereja yang tetap menolak teori evolusi ini.
MARTIR PERTAMA DALAM TASAWUF
Husain ibn Mansur al-Hallaj barangkali adalah syekh sufi abad ke-9 dan ke-10 yang paling terkenal. Ia terkenal karena berkata: “Akulah Kebenaran”, ucapan mana yang membuatnya dieksekusi secara brutal. Bagi para ulama ortodok, kematian ini dijustifikasi dengan alasan bid’ah, sebab Islam eksoteris tidak menerima pandangan bahwa seorang manusia bisa bersatu dengan Allah dan karena Kebenaran (Al-Haqq) adalah salah satu nama Allah, maka ini berarti bahwa al-Hallaj menyatakan ketuhanannya sendiri. Kaum sufi sejaman dengan al-Hallaj juga terkejut oleh pernyataannya, karena mereka yakin bahwa seorang sufi semestinya tidak boleh mengungkapkan segenap pengalaman batiniahnya kepada orang lain. Mereka berpandangan bahwa al-Hallaj tidak mampu menyembunyikan berbagai misteri atau rahasia Ilahi, dan eksekusi atas dirinya adalah akibat dari kemurkaan Allah lantaran ia telah mengungkapkan segenap kerahasiaan tersebut